Tanggal 13 september 2008, teman-teman gue pada berkunjung ke rumah gue dalam rangka buka puasa bersama. Alhamdulillah. Kita hepihepi malam itu. Minum-minum, gue sampe panggil DJ ke rumah biar makin meriah, plus stripper yang direquest sama teman-teman gue.
YA ENGGAK LAH YA! But, yes. We really were having a good time.
Jadi... once upon a Septemeber 13th, jam 5an, 2 orang sahabat gue yg bernama Dhani dan (sebut saja) Kukang udah stand by di kamar gue. Didit, yang adalah mahasiswa psikologi UI, ngasih gue dan Dhani tes psikologi kecil-kecilan yang membuktikan kalo gue dan Dhani itu 50% maskulin.
Yaa... ini gak ada hubungan sama judul sih sebenarnya.
Anyways, gak lama kmudian Kukang ngeluarin pensil dari tasnya. Gue lupa untuk apaan. And then he dropped it... si pensil yang transparan jadi gak kliatan dimana rimbanya.
"ASTAGHFIRULLAH... MANA PENSIL GUAAA!! MANA? MANA??" kata Kukang, sambil mencari-cari ke bawah meja.
After several more saying 'astaghfirullah' yang agak lebay, Kukang akhirnya memutuskan buat mengikhlaskan si pensil yang tak kunjung ditemukan. Setelah kehebohan barusan mereda, gue ngeliat di bawah kursi ada yang nampaknya kayak pensilnya Kukang.
Eh, taunya bener!
"Kang, nih..." gue menepuk pundak Kukang dan ngasih pensilnya
1, 2, 3... Kukang sujud syukur!
"SUBAHNALLAH! SUBHANALLAH... ALHAMDULILLAH..."
Gue & Dhani cuma bisa liat-liatan. Wow, nemu pensil yang baru ilang beberapa menit aja bisa segini hebohnya ya? Ternyata bulan puasa benar-benar memberikan hikmah mendalam bagi si Kukang.
Abis maghrib, teman-teman gue pada makan pizza di ruang tamu. Sementara Kukang di kamar gue main internet, my other friend, Nadira, lagi wudhu di kamar mandi gue, dan gue lagi sholat maghrib. Saat gue lagi khusyuk-khusyuknya sholat, tiba-tiba Kukang ketawa-ketawa sendiri sambil ngobrol sama laptop gue! AMAZING!
"Hahaha... lo asik juga ya..." sapa Kukang, sementara laptop gue cuma diam. Hening. Mungkin masih malu-malu karena baru kenal.
Dan gue berusaha keras untuk gak ketawa.
YA ENGGAK LAH YA! But, yes. We really were having a good time.
Jadi... once upon a Septemeber 13th, jam 5an, 2 orang sahabat gue yg bernama Dhani dan (sebut saja) Kukang udah stand by di kamar gue. Didit, yang adalah mahasiswa psikologi UI, ngasih gue dan Dhani tes psikologi kecil-kecilan yang membuktikan kalo gue dan Dhani itu 50% maskulin.
Yaa... ini gak ada hubungan sama judul sih sebenarnya.
Anyways, gak lama kmudian Kukang ngeluarin pensil dari tasnya. Gue lupa untuk apaan. And then he dropped it... si pensil yang transparan jadi gak kliatan dimana rimbanya.
"ASTAGHFIRULLAH... MANA PENSIL GUAAA!! MANA? MANA??" kata Kukang, sambil mencari-cari ke bawah meja.
After several more saying 'astaghfirullah' yang agak lebay, Kukang akhirnya memutuskan buat mengikhlaskan si pensil yang tak kunjung ditemukan. Setelah kehebohan barusan mereda, gue ngeliat di bawah kursi ada yang nampaknya kayak pensilnya Kukang.
Eh, taunya bener!
"Kang, nih..." gue menepuk pundak Kukang dan ngasih pensilnya
1, 2, 3... Kukang sujud syukur!
"SUBAHNALLAH! SUBHANALLAH... ALHAMDULILLAH..."
Gue & Dhani cuma bisa liat-liatan. Wow, nemu pensil yang baru ilang beberapa menit aja bisa segini hebohnya ya? Ternyata bulan puasa benar-benar memberikan hikmah mendalam bagi si Kukang.
Abis maghrib, teman-teman gue pada makan pizza di ruang tamu. Sementara Kukang di kamar gue main internet, my other friend, Nadira, lagi wudhu di kamar mandi gue, dan gue lagi sholat maghrib. Saat gue lagi khusyuk-khusyuknya sholat, tiba-tiba Kukang ketawa-ketawa sendiri sambil ngobrol sama laptop gue! AMAZING!
"Hahaha... lo asik juga ya..." sapa Kukang, sementara laptop gue cuma diam. Hening. Mungkin masih malu-malu karena baru kenal.
Dan gue berusaha keras untuk gak ketawa.
0 comments:
Post a Comment