Wednesday, 25 March 2009

My Own Thought: Hmsxuals.

Sebelum mulai baca, pertama-tama gue minta untuk semua pembaca blog gue mari kesampingkan sudut pandang religius sejenak dan tinggalin dulu mind-set konservatif kalian... gue butuh kalian berpikiran luas untuk blog post gue yang ini...

Udah? Thank you!

Hal yang selalu gue kerjakan kalo liburan dan ga ada kerjaan adalah cyberly hanging out di salah satu komunitas online indonesia yang namanya kas**s. Kemarin gue nemuin thread yang, menurut gue, menarik banget.

Di thread itu, ada foto sepasang gay yang populer di china. Dulu, masalah-masalah homosexuality gini bagi gue adalah satu topik yang 'ewwy'. Tapi sekarang, gue gak menemukan alasan kenapa gue harus merasa begitu. I mean, namanya juga cinta. Kenapa harus ada yang dipertanyakan. Ya nggak? Dan lagian, pasangan gay ini (gue gak tau namanya siapa) keliatannya romantis banget. Wow. Gue sampe iri.

Dan ini adalah kali pertama gue iri liat orang gay.

Mereka keliatan tulus banget ngejalanin hubungan itu. Kayaknya, they're so truly madly deeply in love with each other. Bahkan dihubungan yang 'straight' sekalipun, gue pikir pasti jarang bisa ngeliat yang seromantis mereka. Jadi, gue berpikir untuk post reply disitu. Just to let other people who also read that thread know how amazed I am about them.

Sisi yang gue lihat menarik dari thread ini adalah, komentar-komentar pembaca lainnya. Nulis reply, otomatis gue baca komentar orang lain dan gue pikir... ADUH. Kok gini? gue melihat disitu, betapa egoisnya kebanyakan orang.

Sekali lagi, gue minta tolong banget, jangan lihat dari sudut pandang yang sempit. Ini juga cuma sudut pandang gue pribadi.

Ada yang komentar, isinya kira-kira tentang kasian banget orang tuanya 2 orang pasangan gay ini. "Pasti sedih anaknya gay". Gitu kalo ga salah.

HEY! WAKE UP, YOU!

Gue pikir, dia tau apa sampe bisa bilang kyk gitu? Emang dia tau orang tuanya gimana? Siapa tau orang tuanya tipe yang accepting.

And even annoys me most, who are you to judge?

Okay okay... gue tau apa yang lo pikir...
a man should be paired to a woman, right? Not to the same sex?

Tapi menurut gue sih, coba dipikir, apa yang kita lakuin itu bukan sekedar physically tapi psychologically juga kan. Apa yang ada di dalam cenderung berpengaruh lebih. Bukan masalah dia cowo sama cowo atau cewek sama cewek, kan? What matters is, for me, adalah kenyamanan dia. Kalau dia lebih nyaman sama yang sesama jenis, is that a problem?

I don't think so.

Bukannya menurut gue mereka yang kontra ga berhak berpendapat,
Tapi at least ga perlu sampe memojokkan. Gitu. Kalau kebanyakan orang terlalu egois buat berhenti mikir bahwa dunia ini sekedar seperti yang ada dipikiran mereka aja, terus gimana dengan hak individu yang berpikiran lain?

5 comments:

Adistria said...

SUDAH BISA DI COMMENT (:

The Blangkon said...

Cool post dis. Well, kita gak bisa nyuruh mereka berpikiran seperti kita (orang yang bisa menerima), mereka dididik menjadi seorang yang konservatif dari kecil karena orang tua masih berpegang pada budaya sih, ya gak? Maaf sok tau :P

Adistria said...

Yep, gue jg menganggap gitu, soal orang2 yang kontra, gue open kok sama pendapat mereka. Yang gue pikirin tuh, apa gak terpojok orang2 seperti mereka kalo orang lain terus2an menolak, without seeing the other factor that lies underneath.. Masa mau terus2an ditekan dimana2 sih, di kehidupan nyata & dunia maya juga..

Haha gak sok tau kok, gue terbuka sama pendapat semua orang. Gue jg kesannya sok tau banget nih di post ini. Hehehe.

Eh tengkyu ya blangkon! Begitu bener, lgsg comment. (:

Anonymous said...

Yang namanya orientasi seksual itu berbeda-beda. Ini mungkin karena pengaruh hormon. Well, katakan lah, ada orang punya kelamin cowok, tapi lebih banyak hormon wanita di dia, atau sebaliknya. Ga heran kalau tertarik sama sesama jenis. Kasian emang orang kaya gini kalo dihina. Yang pantas dihina menurut gw adalah orang-orang yang mengikuti gaya hidup ini karena terpengaruh (ex : banci salon yang jadi banci karna temennya juga banci). Tapi, kalau dari lahir, apa tah mau dikata?

Well, bagaimana pun juga, gw rasa, yang namanya rasa bersalah itu pasti ada, kalau kita ga melakukan sesuatu 'as it is'. Tapi, kita ga pernah tau perasaan dan pikiran mereka, karena kita gak ngalamin kaya mereka

kerupukdicabein said...

hmm. you guys might find my post titled "'Losing My Religion' by REM" somewhat connected to this.

[word verification = sally. buset]