Sunday 20 September 2009

Minggu, 20-09-2009

SAYA YANG INGIN JADI PRESIDEN INI HENDAK MENGUCAPKAN 'SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1430H' BAGI YANG MERAYAKAN :)

Thursday 27 August 2009

Being proud. :D



Beberapa teman-teman FISIP 2009. ♥

Wednesday 19 August 2009

FYI

Just in case you are wondering how Kukang is when in action, kayak gini nih...


on Jembatan Teksas, UI.

Tuesday 18 August 2009

Translasi Judul Film.

Suka kepikiran gak, kata-kata dalam bahasa Inggris kalo dijadiin bahasa Indonesia jadi gak sekeren aslinya? Misalnya, lagu-lagu cinta tuh jadi dangdut banget kalo diterjemahin.

Malam ini gue lagi chat sama Akang Kukang, my best friend as you all know. Berawal dari ini:

adistria:
eh lo tau film orphan?
gue pengen banget ntn itu

kukang:
kalo bhs indonesianya
"YATIM"

Emang dasar anak-anak kuliahan kurang kerjaan, jadilah kita keterusan nerjemahin judul film Hollywood ke bahasa Indonesia. Hasilnya? Absurd...

* The Orphanage > Panti Asuhan (Bayangin posternya gambar rumah tingkat yang catnya udah ngelotok-ngelotok dan papan besar "YAYASAN ABCD");
* The Lord of the Rings > Juragan Cincin;
* Twilight > Maghrib;
* Yes Man > Lelaki Iya;
* Jumper > Pelompat;
*Wanted > Buron (Tampilan poster lengkap dengan reka wajah buronan paling dicari di Indonesia);
* Iron Man > Pria Besi;
dan masih banyak lagi.

Kita juga nerjemahin judul film Indonesia ke bahasa Inggris...

Bangkitnya Ratu Pantai Selatan > The Rise of Southern Sea Lady -_-

Kira-kira gitulah hasil ketidakngapangapainan gue dan Kukang yang produktif (produktif apanya?). Pesan moral yang mau gue sampaikan adalah, kreatiflah sebelum kreatif itu dilarang. I love you full, Readers. XOXO

Monday 17 August 2009

When I grow up...

When I grow up, I want to graduate from University of Indonesia with flawless grades. I want to achieve outstanding GPA of around 3.75-4.00 and be proud of my self.

When I grow up, I want to be married to a man who sees my imperfections as colors that complete me. Not as things that make me less 'beautiful'.

When I grow up, I want to have 5 kids. If all them are boys, I'd like to name them Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, and Sadewa. If all them are girls, I haven't thought of all 5 names but I want to name one Kirana. I want to be a great mother who can take good care of her kids when they're young and understand them as they become the great people they are becoming.

When I grow up, I want to be a working woman. I want to be a part of the Indonesian governments. To be precise, I wish that someday I'll get the job in the Ministry of National Education.

When I grow up, I want to be just like all of the above.

Sunday 2 August 2009

HORE! HORE! HORE!

Gue lulus SNMPTN 2009!


from http://snmptn.itb.ac.id/
Yang pertama gue buka, karena dikasih tau Kukang.


from http://snmptn.ui.ac.id/
Yang kedua gue buka, karena mau memastikan lagi.


from http://snmptn.ac.id/
Yang ketiga gue buka, karena masih gak percaya juga.

Ternyata gue beneran berhasil masuk Universitas Indonesia. Akhirnya! Setelah 1 tahun dan 4x tes, gue bisa berhasil juga. Gue dapet FISIP - Antropologi Sosial. Studinya masih perpaduan Psikologi (yaitu pilihan pertama gue, gak tembus) dan Sosiologi (pertimbangan awal buat SNMPTN ini). Pas deh ya, sesuai yang gue mau.

Ini gue pake jaket kuning. Woohoo!

*edited* Akhirnya, MY VERY OWN YELLOW JACKET :)

Selamat ya, buat yang diterima di PTN terpilih lewat SNMPTN 2009 juga, termasuk salah satu follower blog gue Ardhin yang berhasil 'sampe' ke ITB. :D

Thursday 30 July 2009

Liburan gue sejauh ini sih ya ...

NGEBOSENIN
Eits! Gue ada posting-an WOW setelah ini...

Friday 3 July 2009

Debat Capres Final.

Debat capres semalam, I gotta say it was cool.

Ibu Megawati gagal total 'menyihir' penghuni rumah gue gara-gara pernyataan "Indonesia terletak diantara 2 benua, Australia dan Amerika" dan selalu bicara terlalu luas melewati waktu yang ditentukan. Pak SBY mantap banget dengan pernyataan "Kesatuan NKRI adalah harga mati" dan cara bicaranya yang bijak & santun. Pak JK semangatnya bener-bener luar biasa ditambah pernyataan "Saya akan pulang kampung" dengat tawa yang segar saat ditanya gimana kalo gak terpilih.

Jujur, gue jadi bingung mau pilih siapa: SBY atau JK? Karena dua-duanya meyakinkan. Tapi gue juga masih bertanya-tanya, apa iya program-program yang mereka janjikan bakal berjalan?

Siapapun yang terpilih, semoga jadi yang terbaik untuk Indonesia.

Tuesday 30 June 2009

Harapanku dan seorang pembaca setia blog-ku.

Judulnya jijay. I know. Mengingatkan gue pada novel-novel 90-an yang covernya gambar mbak-mbak berbaju transparan megangin bunga mawar.

First of all, sepertinya niatan mulia bahwa bulan ini gue bakalan banyak nge-blogpost lagi turns out to be a big ZONK. Gagal sudah niat gue kembali autis bulan ini.

Let's get to the much more important things to share.

LIBUR! Yeah. Walaupun UAS gue hancur sehancur-hancurnya, liburan tetep liburan. Though, ada kelas-kelas SP seminggu 2x. Hanya 4 SKS, gak masalah. Liburan gue tetep terasa utuh. Terus, besok dan lusa gue ada SNMPTN. Mimpi harus tetap dikejar. SNMPTN ini gue berjuang bersama pembaca blog gue yang sangat setia, Ardhin. Good luck, Dhin.

Rencana liburan minggu ini, gue mau ketemu sama Ardhin. So, we made a simple plan.

Gue dan Ardhin.
Gue ajak si Kukang, temen gue seorang blogger yang blognya juga dibaca sama si Ardhin. Ardhin ajak temennya, Ipeh, pembaca blog gue juga. Siapa sangka, Ipeh ternyata adalah teman dekat Yudhit. Iya, Yudhit. Adik kandung penulis kecintaan gue, Raditya Dika. Kalo rantai ajak-mengajak ini dilanjutin, bisa gak ya Yudhit ngajak abangnya? HA-HA-HA.

Udah ah, gue mau ke kampus dulu ngurusin urusan-urusan yang belum selesai. Enjoy your holidays, people!

Tuesday 2 June 2009

The 'Nguping-Jakarta' Moment

Oke, 1st of all, gue gak ada maksud buat ngecopycat ngupingjakarta.blogspot.com...
Tapi secara ini tidak terjadi di Jakarta (rumah gue di Tangerang) dan kemungkinan dimuat di ngupingjakarta.blogspot.com sangatlah kecil, jadi gue post di blog pribadi aja. :D

One day, gue dan sahabat gue, Ruby Respati, lagi ngobrol di online messenger.

Ruby: Dis! Gue mulai exercise lagi loh!
Adis: Wih, cie Ruby...
Ruby: Iya ini aja lagi sweety banget
Adis: ?
Ruby: SWEATY, Dis! Hahaha. Sweety, apaan coba gue...

Well, long story short, gue pun tertawa di depan laptop gue.
By the way, I miss you, By. Hehehehe.

Memang Sebaiknya Diisi Kegiatan Yang Berguna, Kayak Ekskul Gitu...

Ini dia kisah yang ditunggu-tunggu! Mohon maaf ya, ni cerita emang udah gak aptudet. Soalnya gue baru ber-blogging ria lagi sekarang.

Beberapa minggu yang lalu, gue lagi jalan kaki keluar dari kampus gue. Mau pulang. Kebetulan buat keluar ke jalan besar, gue harus ngelewatin semacam tempat nongkrong anak-anak kampus gue kalo lagi gak ada kelas.

Tumben, kok lagi rame banget. Sampe berkerumun gitu. Gue pikir, pasti ada yang fantastis bombastis nih.

Taunya...

Para mahasiswa yang berkerumun itu lagi pada godain banci. Dan si banci, alih-alih ngomong "emang eike banci apaan bookk" biar gak digodain, eh dia malah seneng.

Gue pun terpaku ngeliatnya.

Dan sekarang, gue speechless nyeritainnya.

Monday 1 June 2009

Ada Apa dengan April?

YELLO! Entah ya para pembaca sekalian (yang sepertinya gak lebih dari 5-7 orang) nyadar atau enggak, betapa gak produktifnya gue bulan April kemarin. Otak gue lagi buntu sebuntu-buntunya buntu.

Kasihan otak gue.

Jadi rencananya, Juni ini gue akan mulai aktif lagi. Yeah!
Tunggu postingan-postingan bergengsi dari aku ya, langsung dari laptopku!

Don't rely on it just yet. Itu baru sebatas rencana.
(Bener-bener gak bermutu deh.)

Monday 27 April 2009

eko·no·mi

Cita-cita gue adalah menjadi seorang Presiden. Iya, Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gak tau deh tuh berapa taun lagi bakal kesampean *tertawa*. Yang pasti, by the time I got elected someday, I have to be ready.

Gak jarang gue mikirin cara-cara memperbaiki keadaan negara ini. Misalnya, gimana cara menambal retak pada badan pemerintahan yang udah membuat negara ini ikut rapuh, atau gimana sebaiknya sistem pendidikan di Indonesia disusun supaya bisa mengasah dan mendidik para tunas bangsa agar menjadi insan yang lebih produktif di masa mendatang, atau gimana caranya memperbaiki kondisi perekonomian dari rantai yang udah mengikat Indonesia di pagar krisis selama bertahun-tahun.

Caelah, bahasa gue. Udah cocok belum tuh jadi Presiden?

Ekonomi, salah satu yang paling sering gue pikirin. Yah, biarpun dengan kesotoyan dan segala keterbatasan gue di bidang ekonomi, tapi gue sering wondering tentang perekonomian negara kita tercinta ini.

Barusan gue baca di kas**s, sebuah thread berisi tulisan seorang Andy F Noya (itu loh, host acara Kick Andy di Metro TV) dan disitu disebut sepintas tentang nilai uang jaman dia masih muda.

Tahun 1970an, 1 kaca spion mobil hanya seharga Rp 2000. Saat itu, duit segitu udah terhitung banyak. Sekarang, Rp 2000 bisa beli apa? Paling kerupuk udang 2 bungkus buat temen makan nasi goreng. Sama sekali gak ada apa-apanya dibanding kaca spion mobil.

Tahun 1990an, dengan uang Rp 500 udah bisa beli seporsi gado-gado, pake lontong lagi! Bayangin, betapa duit 500 perak bisa bikin perut kenyang. Sekarang, Rp 500 mungkin cuma bisa beli aqua gelas, atau teh tawar di warung makan pinggir jalan. Boro-boro gado-gado, buat beli minum juga dehidrasi gak dijamin bisa ilang.

Coba kita tengok lebih dekat tentang keadaan ekonomi hari ini...

Untuk bisa makan kenyang, di kantin kampus atau warteg mungkin cuma butuh sekitar Rp 10,000-Rp 20,000, sementara di mal atau restoran-restoran yang lebih besar butuh sekitar Rp 30,000- >Rp 100,000.

Contoh simpelnya sih gitu aja.

Yang bikin gue penasaran, apa gak bisa kita pake sistem kayak gunting Syafrudin gitu, biar nilai uang gak terlalu besar? Atau apa itu malah bisa membawa kerugian tersendiri bagi negara dalam jangka panjang?

I do need to hear what you think. Feel free to comment! (:

Monday 6 April 2009

A Love Talk On A Rainbow Afternoon.

Gue sering mikir, kenapa (bagi sebagian besar orang) kalo orang mau pacaran harus pake tembak-tembakan segala? Ya, kenapa harus diminta untuk jadi pacar. Padahal menurut gue, you don't ask for love. Love flows. And all you need to do is: to go with it. It'll lead you somewhere eventually.

Well, at first I even thought, love has no reason.

Apa perlu menjabarkan segunung alasan kenapa lo mencintai orang lain?
Even more confusing for me, apa perlu punya alasan untuk mencintai orang lain?

Gue jatuh cinta sama seseorang. After all this time,
sangat sulit bagi gue untuk ngasih 1 aja alasan untuk menjawab: kenapa gue bisa jatuh cinta sama dia?

oh and again, after all this time, why can't i stop?

Kemarin sore, gue melihat pelangi. Bagus banget. Udah 10 taun gue ga liat pelangi. Dan walaupun itu cuma ilusi, gue sangat menikmati pemandangannya. Tapi kok.. the more I focus on the rainbow, the harder I can see it. Dan setelah 10 taun, gue baru sadar tentang itu. I love looking at the rainbow. Tapi 10 taun yg lalu, gue ga benar-benar memantek pandangan gue ke pelangi ini.

Gue cuma...

Menikmati pemandangannya. Wonderful. Charming.

I can finally understand, love is just like a rainbow.
That even after the worst rain, when the sun come shines, there it is: rainbow. Such beautiful illusion. Something you can't touch, something you can't reach, only something that makes you feel better. Something colorful that you can see through. Something so great that can always comforts you.

I realize, that love does happen for a reason,
but I don't need to have a reason to enjoy its wonder.

Wednesday 25 March 2009

My Own Thought: Hmsxuals.

Sebelum mulai baca, pertama-tama gue minta untuk semua pembaca blog gue mari kesampingkan sudut pandang religius sejenak dan tinggalin dulu mind-set konservatif kalian... gue butuh kalian berpikiran luas untuk blog post gue yang ini...

Udah? Thank you!

Hal yang selalu gue kerjakan kalo liburan dan ga ada kerjaan adalah cyberly hanging out di salah satu komunitas online indonesia yang namanya kas**s. Kemarin gue nemuin thread yang, menurut gue, menarik banget.

Di thread itu, ada foto sepasang gay yang populer di china. Dulu, masalah-masalah homosexuality gini bagi gue adalah satu topik yang 'ewwy'. Tapi sekarang, gue gak menemukan alasan kenapa gue harus merasa begitu. I mean, namanya juga cinta. Kenapa harus ada yang dipertanyakan. Ya nggak? Dan lagian, pasangan gay ini (gue gak tau namanya siapa) keliatannya romantis banget. Wow. Gue sampe iri.

Dan ini adalah kali pertama gue iri liat orang gay.

Mereka keliatan tulus banget ngejalanin hubungan itu. Kayaknya, they're so truly madly deeply in love with each other. Bahkan dihubungan yang 'straight' sekalipun, gue pikir pasti jarang bisa ngeliat yang seromantis mereka. Jadi, gue berpikir untuk post reply disitu. Just to let other people who also read that thread know how amazed I am about them.

Sisi yang gue lihat menarik dari thread ini adalah, komentar-komentar pembaca lainnya. Nulis reply, otomatis gue baca komentar orang lain dan gue pikir... ADUH. Kok gini? gue melihat disitu, betapa egoisnya kebanyakan orang.

Sekali lagi, gue minta tolong banget, jangan lihat dari sudut pandang yang sempit. Ini juga cuma sudut pandang gue pribadi.

Ada yang komentar, isinya kira-kira tentang kasian banget orang tuanya 2 orang pasangan gay ini. "Pasti sedih anaknya gay". Gitu kalo ga salah.

HEY! WAKE UP, YOU!

Gue pikir, dia tau apa sampe bisa bilang kyk gitu? Emang dia tau orang tuanya gimana? Siapa tau orang tuanya tipe yang accepting.

And even annoys me most, who are you to judge?

Okay okay... gue tau apa yang lo pikir...
a man should be paired to a woman, right? Not to the same sex?

Tapi menurut gue sih, coba dipikir, apa yang kita lakuin itu bukan sekedar physically tapi psychologically juga kan. Apa yang ada di dalam cenderung berpengaruh lebih. Bukan masalah dia cowo sama cowo atau cewek sama cewek, kan? What matters is, for me, adalah kenyamanan dia. Kalau dia lebih nyaman sama yang sesama jenis, is that a problem?

I don't think so.

Bukannya menurut gue mereka yang kontra ga berhak berpendapat,
Tapi at least ga perlu sampe memojokkan. Gitu. Kalau kebanyakan orang terlalu egois buat berhenti mikir bahwa dunia ini sekedar seperti yang ada dipikiran mereka aja, terus gimana dengan hak individu yang berpikiran lain?

Sunday 22 March 2009

Sedikit Tentang Judul

Atas request salah satu pembaca setia gue, Ardhin,
gue akan ngebahas sepintas soal judul blog gue...

Cita-cita: Presiden

Hmm... judul ini gue ambil secara random. Asal aja, iseng pada saat itu. Tapi itu beneran cita-cita gue. Kenapa? Karena terlalu banyak ide dikepala gue untuk negara ini (caelah!). Mulai dari penghematan pengeluaran negara sampe naikin gaji tukang sapu jalanan.

Nah, sedikit aja. Kalau suatu saat nanti gue berhasil jadi calon presiden, dukung gue. Yeah! Woohoo! Oye!

My Movie Mates!

Salah satu hobi gue saat gak ada kerjaan adalah: nonton film.
Entah di bioskop, DVD, or elsewhere.

But a movie is never good enough for me without my
dearest movie gang. In this post, I'll show them to you...


Ruby
5 words to describe Ruby: chubby, deep, kind, friendly, funny.


Didit a.k.a Kukang
5 words to describe Kukang: dependable, fun, random, calm, smart.
PS: Ini foto katepe.


Diandra & Alman (Iya, mereka pacaran)
5 words to describe Diandra: bossy, neat, wise, smart, workaholic.
5 words to describe Alman: mature, silly, friendly, patient, confident.


Demikian hasil iseng gue.
Maaf ya teman-teman, fotonya gue publikasikan.

Wednesday 18 March 2009

Nyokap.

Nyokap gue adalah seorang yang berlebihan.
Apa-apa dilebih-lebihin. Ngerti maksud gua?
Oke, sini gue kasih contoh...

Mama (M) dan Adis (A)

A: Ma, aku pengen belajar main musik dong.
M: Mau belajar alat musik apaan?
A: Biola...
M: EH JANGAN! NANTI LEHER KAMU BENGKOK!


Well, I you anyway, Mom. (:

Seleksi Masuk Universitas Indonesia, Atau Bahasa Ngetrennya: SIMAK-UI

Tanggal 1 Maret 2009, gue baru aja ikut tes SIMAK-UI. Ini percobaan kedua gue dalam rangka menggapai mimpi kuliah di UI. Yup, taun lalu gue udah gagal.

Yaiyalah goblok aja ikut SNMPTN 2008 pilihannya Ilmu Hubungan Internasional sama Sastra Inggris, yang jelas-jelas masing-masing sisa 10 bangku, dan jelas gue gak sepinter itu buat bisa nyerobot yang 10 bangku itu. Oh, iya. Sehari sebelumnya gue gak tidur 30 jam akibat panik.

Bodoh.

Dengan penuh percaya diri dan setelah dibujuk-bujuk kakak gue untuk coba lagi, kali ini gue optimis ikutan SIMAK-UI dengan pilihan Psikologi dan Kriminologi.

Hari itu gue dianter 2 orang sahabat gue, Kukang dan Ruby (yang mana terus-terusan nyuruh gue gak usah belajar dan cukup sekedar depending on my luck. Mentang-mentang udah diterima lewat SNMPTN taun lalu...). Tapi kali ini, gue cukup yakin kalau gue bakalan bisa sukses ses ses. Berbekal kotak pensil dan kartu ujian, gue melangkah masuk ke ruang ujian.

Rasanya agak horor ya, harus ngelewatin hal yang sama lagi, rasa panik yang sama lagi, deg-degan yang sama lagi, kayak taun lalu. Bedanya kali ini gue sendiri. Gak ada temen satu sekolah yang tes bareng gue. Harapan nyontek udah gue coret dari dalem hati.

Gue ngintip halaman pertama: Matematika Dasar.
Mampus gue. Gue gak ngerti apa-apaan! Masa belajar gue selama ini gak berbuah hasil sih? Tapi dengan niat dan tekad yang berapi-api, gue tetap semangat cari soal yang kira-kira gampang. Akhirnya, jatuhlah pilihan gue pada soal materi matriks. Setelah mengucap "alhamdulillah" karena berasumsi tuh soal bakalan mudah, hati gue dipatahkan lagi sama fakta bahwa itu soal ribetnya naujubilah. Kecewa.

Tapi kekecewaan ini gak bertahan lama. Gue langsung berusaha ngerjain soal yang gue gak ngerti itu.

15 menit. Wow, 1 soal belum selesai, udah abis 15 menit. Gue pikir, gue kerjain yang lain dulu aja. Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris... setengah jam kemudian gue kembali berkutat dengan si soal matriks. Sepertinya pelajaran SMA emang udah gak nyantol-nyantol amat lagi diotak gue, atau emang soalnya yang susah yah? Setelah beberapa menit ngetok-ngetok pensil ke meja, pertanda mikir, FINALLY! Gue dapet pencerahan!

Gue mulai bisa ngerjain soal itu. Wah, asoi juga nih. 10 menit, ternyata jawabannya muter-muter banget sampe akhirnya gue pause lagi buat menengok soal MatDas lainnya. Untungnya, ternyata gue bisa ngerjain 7 soal (selain soal matriks). Diliat-liat, banyak juga yang gue bisa. Gak kayak MatDas taun lalu, ngerjain 4 salah 3. Gak ngaruh abis.

Sekitar 10 menit sebelum waktunya selesai, gue berhasil ngerjain 8 soal, soal ke-8 adalah si soal matriks. Merasa kurang puas, gue ngeliat lagi soal yang lain. Hmm, ini sih belum setengahnya. Target gue, dari 20 soal ya 10 gue kerjain lah. Eh, emang jodoh gak kemana, orang yang duduk di depan gue ngangkat kertasnya dan gue bisa liat jawabannya. Yeah! Yang dia isi, justru soal yang belum gue isi. Pas banget ada 2 soal.

Gue selesai ngisi 10 soal MatDas, sesuai target.
Dan si orang di depan gue sempat ngajak gue ngobrol...
Dia: Halo, gue Icha.
Gue: Hai, gue Adis. Eh, Cha, tadi gue nyontek lo dikit gak pa-pa ya. Hehehe.

Si Icha cuma tersenyum. Mungkin dia pikir, "Buset deh ni orang. Baru kenal udah ngaku barusan nyontek gua". Ya, biarin lah. Yang penting akrab dan jadi ada temen ke kantin pas istirahat.

Gue merasa cukup puas dengan pekerjaan gue. Semoga aja yang gue kerjain banyak benernya. Gue tersenyum, berusaha buat gak merasa sombong, padahal dalem hati riang. Tapi senyum itu rusak saat gue inget... GUE BELUM NULIS KODE NASKAH SOAL. Mampus. Dikoreksi kaga tuh ya jawaban gue.

Putus asa. Gue pun cuma bisa nurut sama kata Kukang dan Ruby, "Hari ini, lo cukup bergantung sama 1 hal aja, Dis: Hoki."
Pendapat yang tadinya gue tolak mentah-mentah.
Kalau dipikir ternyata ada benernya juga.
Faktor hoki juga berpengaruh.


Kukang gak pernah belajar sebelum SNMPTN, tapi diterima.
Ruby juga gitu, di tempat les cuma numpang main doang.

Tapi gue gak boleh songong. Nanti gue pupus lagi, dan judul kehidupan gue akan berganti jadi macam judul sinetron religi yang lebay: "Karma Seorang Siswi Takabur". Apalagi setelah itu, soal IPS-nya malah ternyata lebih susah dari kemampuan dasar. Makin down.

Sekarang, tiap ada orang yang nanya sama gue tentang tesnya, gue cuma bisa jawab... "Yah, gitu lah. Doain gue hoki ya. Wish me luck!"

Yea, my reader. Please wish me luck. I need loads of it. (:

Sunday 15 March 2009

Pilek Membuat Daya Pikir Normal Gue Menurun Drastis.

Dini hari ini, akhirnya gue ngobrol lagi sama Kukang, seorang sahabat terdekat gue, yang udah beberapa hari jadi gak asik banget gara-gara sibuk belajar Psikologi Faal (atau bahasa Inggrisnya biar keren: The Biological View of Psychology) buat UTS-nya hari Senin depan.

Kesibukan Kukang belajar akhir-akhir ini dan pilek yang lagi gue derita kelihatannya udah bikin tingkat kewarasan kita makin menurun. Chat di MSN pun malah nyambung ngomongin ingus.

Eh, tunggu.

Oke, let me set this straight. Cuma gue yang tingkat kewarasannya menurun. Kukang mah emang udah begitu dari sananya.

Begini ceritanya... *flash back*


adistria:
ingus berandal

kukang:

woh..
ingusnya ada di depan rumah
itu beranda

adistria:
-_-
serem abis
gue ngebayangin ada sebentuk ingus di beranda rumah gue, ngetok2 pengen bertamu

kukang:
*clok-clok-clok* "Asalamualaikuum.."

adistria:
"waalaikum salam.. eh, ngus! lama ga ketemu ya!"

Dan lanjutannya... gue yakin para pembaca sekalian ga mau tau seautis apa gue dan Kukang beraksi barusan.

Saturday 14 March 2009

Untung Iman Gue Kuat...

Masa TK adalah masa-masa yang paling menyenangkan. Saat kita masih polos-polosnya, masih dimaklumi kenakalannya, dan ngupil sembarangan di supermarket juga masih gak malu-maluin orang tua (apa jangan-jangan orang tua gue doang yang gak peduli anaknya ngupil sambil nenteng keranjang yang isinya tumpukan nyam-nyam?). At least, mungkin itu yang dirasakan kebanyakan orang. Bebas tanpa beban mental. Sayangnya, itu bukan sesuatu yang gue rasakan. Semasa TK, gue gak punya teman di sekolah. Gue selalu duduk sendiri dibelakang kelas. Suram banget deh! Teman gue di sekitar rumah juga cuma beberapa:
Kak Fajar, tetangga gue, siswa kelas 6 SD yang suka ngajak gue & sepupu gue (yang adalah seorang pria) main bola di halaman rumahnya;
Kiki dan Kiko, boneka kelinci kesayangan gue;
dan Mang Gah, si pohon mangga milik gue yang suka gue panjat kalau mau kabur dari perintah tidur siang.

Tenang, gue bukan mau curhat sampe nangis-nangis kok ini.

Kegiatan gue itu-itu aja. Bokap-nyokap gue selalu pergi setiap hari, leaving me with my house maid yang selalu maksa gue make gaun ala busana pesta ulang taun buat pergi main bola bersama para tetangga. Saat nunggu sepupu gue pulang sekolah dan mampir ke rumah gue (sepupu gue selalu ke rumah gue abis dia pulang sekolah), gue biasanya manjat lemari, terus lompat dari atasnya. Teruuus aja terjun bebas kayak gitu bolak-balik. Autis banget sih, emang. Gue juga ngerasa kok. Tapi setidaknya dengan begitu gue merasa mirip dengan tokoh-tokoh kartun kesukaan gue di serial Sailor Moon yang suka tiba-tiba loncat dengan gemulainya dari atep gedung dan tetap selamat sampai tujuan. Dan kadang, gue suka sejenak ikutan sepupu gue nonton Ksatira Baja Hitam. Terus kalau disuruh tidur siang, minggat deh ke puncak si Mang Gah.

Tapi semua hal yang gue sebut itu gak mengguncang kondisi psikologis gue yang masih TK, semengguncang hal yang bakal gue ceritain berikut ini.

Sebagai murid TK yang gak gaul, pas istirahat gue cuma wondering around aja sambil jalan-jalan gak jelas... apakah suatu hari nanti gue bisa berubah jadi Sailor Mercury, atau mungkinkah sebenarnya bokap gue adalah seorang Kamen Raider pada masa mudanya. Itu semua mungkin terjadi. Pikiran gue suka melayang kemana-mana, maklum lah anak TK. Tapi, ada 1 hal yang ga pernah terbayangkan sama gue. Pada saat itu, hal ini bahkan lebih gak mungkin dari pada doraemon datang ngetok pintu kamar gue buat nawarin bikin mesin waktu. Semua guru TK gue perempuan, kayak TK pada umumnya. Seorang guru TK gue, punya anak yang kayaknya masih SD kelas 1 atau kelas 2 gitu. Entah gimana, anaknya selalu ikut si guru TK gue ini ngajar setiap hari. Hari itu, gue lagi jalan-jalan aja disekitar gedung sekolah TK gue. Sampai akhirnya gue ngelewatin kamar mandi dan melihat anaknya guru gue menunggu di depannya. Kayaknya sih udah capek banget nunggu, mungkin nyokapnya udah lama di dalem kamar mandi. Karena gak sabar, pintu kamar mandi yang gak dikunci pun dibuka lebar oleh si anaknya guru TK gue.

"Mah! Mamah lama banget sih..."

Oh, pemandangan yang selanjutnya gue lihat
sungguh gak bisa dipercaya...


GURU GUE KENCING BERDIRI!


Enggak, dia enggak keburu kebelet terus ngompol sebelum sempet duduk di kloset. Tapi kencing berdiri, as in 'she' is actually a 'he'. Entah apa yang dipikir anaknya ngeliatnya. Mungkin dia bakal mikir, 'Astaga! Emak gue ternyata cowok!' atau mungkin kalau dia udah banyak mengerti soal kodrat laki-laki dan perempuan, dia akan mikir 'Loh, kok gitu bentuknya? Jangan-jangan gue lahirnya dilepehin!'. Pokoknya, buat gue sih pemandangan kayak gitu tuh shocking banget. Untung orang tua dan kakak-kakak gue mendidik gue dengan baik dan benar, kalau enggak mungkin gue udah ngira dia alien dari planet antah berantah yang spesies betinanya emang seharusnya memiliki 'batang'. FYI, pendidikan seks gue pada umur 5 taun itu udah termasuk advanced. Gue udah diperkenalkan fungsi biologis alat kelamin laki-laki dan perempuan, gimana bentuknya, apa bedanya.

Gue jadi panik. Apa-apaan nih? Kok gue gak pernah liat makhluk yang beginian? Pinggang ke atas, sejenis nyokap gue. Pinggang ke bawah, sejenis bokap gue. Ajaib. Mungkin ini hasil dari yang namanya kawin silang yang suka ada dimajalah bokap gue (maklum anak TK baru belajar baca, majalah perkebunan milik bokap pun diembat padahal gak ngerti apa-apa).

Selidik punya selidik, beberapa hari kemudian gue baru tau bahwa kalau terjadi rekonstruksi kelamin tidak secara keseluruhan dari pria menjadi sebentuk mirip wanita, hasilnya adalah sesuatu yang gak akan asing lagi terdengar ditelinga gue saat gue tumbuh besar nanti, namanya: waria.

Friday 13 March 2009

Yang Ini Judulnya: "PAMER"
























Bayangkan, betapa senangnya gue sekarang!
PS: Click picture to see it in bigger size. ;)

Si Blogger Pujaan Gue.

Jika Anda tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya, berusia antara 15-23 tahun, tapi Anda tidak tahu seorang pria mengagumkan bernama

Raditya Dika

maka disarankan Anda pergi ke toko buku terdekat dan cari buku berjudul berikut ini: Kambingjantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankakus, Babi Ngesot; atau buku (yang isinya paling signifikan dalam menggambarkan efek yang dapat disebabkan oknum yang namanya disebut diatas) berjudul: Tolong, Radith Membuat Saya Bego!

Ya, Raditya Dika. Blogger Indonesia yang mana prestasinya sangat dikagumi oleh banyak pembacanya, khususnya pembaca kalangan remaja. Hebatnya, kegoblokan Dika yang luar biasa justru berhasil menghasilkan 5 buku jenius yang laris manis di market Indonesia.
Udah mirip sama bahasa pembawa acara gosip yang mulutnya dimonyong-monyongin belom? Kok ngetren banget yah acara kayak begituan!

Few things about Raditya Dika that I have in mind:
Spektakuler banget kalau gue punya pacar kayak Dika!
Pasti keren kalau gue temenan sama Dika!
Gue mau punya bakat menulis sehebat Dika!
Pilih Dika sebagai Presiden!

Kira-kira gitulah.

Dik, Dik, kalau lo baca ini... just know that I adore you so much.
Gue nyaris nangis pas tau buku Radikus Makankakus gue ilang
(akhirnya gue beli lagi karena gak ketemu).

I'm a big fan! BIG FAN! BIIIGG FAAAAN, I TELL YOUUUUU!!!

Gue tau, lo mungkin jadi takut kalo ketemu gue
lo bakal gue culik dan gue jadiin hiasan kamar
yang bisa dipajang disebelah lampu meja.

Tapi enggak kok. Tenang aja. Paling foto lo gue pelet.

Tapi enggak kok. Tenang aja.
Enggak, enggak, kali ini beneran. Tenang aja.

Gue lagi berdoa nih, biar Raditya Dika beneran baca blog gue. Amiin.

Curhat Gue & Kennedy Tentang Hujan, Taksi Yang Banjir, Dan Dilema Ojek Yang Cuma Ada Satu (Part 2)

Continued...

Masih Siang
Hujannya reda juga. Gue dan temen gue, Kennedy, akhirnya berhasil naik angkot lagi tanpa terkesan baru abis mandi di tengah jalan. Rencananya, naik angkot lanjut ke halte busway. Tak kusangka tak kuduga, begitu naik angkot, hujannya mulai lagi. Dan makin deras aja. Gue dan Kennedy pun turun buat berteduh lagi. Udah setengah jam, the rain is only getting worse. Terlalu lama, akhirnya gue dan Kennedy susah payah neriakin supir taksi diseberang jalan. Kok, taksinya gak dateng-dateng ya? Oh, itu bukan supirnya deng. Itu tukang parkir. Supirnya di dalem warteg lagi makan. Setelah si supir puas dan kenyang, usaha gue dan Kennedy pun berbuah hasil.

Astaga. Dalem taksinya banjir.

Yaa, yang penting gak keujanan dan bisa cepet sampai.
Or at least, to be there soon is what we hope for in the
next hours.
1:30, dijalan...
2:00, dijalan...
3:00, dijalan...
Macet banget lagi nih, hujan.

Sore
3:30, dijalan...
Gue pun ketiduran saking muaknya sama lalu lintas jalanan.
3:45, dijalan...
Gue kebangun, tapi ketiduran lagi karena ternyata baru gerak
beberapa meter dari sebelumnya.
4:15
Gue kebangun lagi. YAAMPUN! Masa masih disini?

Si supir taksi jadinya ngambil jalan pintas, ngharepnya sih biar bebas macet. It turns out, macetnya sama parahnya. Hasil putar otak gue & Kennedy, kita memutuskan buat naik ojek aja. Begitu nemu pangkalan ojek, taunyaaa ojek cuma tersisa 1! Yaudahlah, ber-3 lah kita naik ojek. Si abang, Kennedy, dan gue paling belakang.

Cerita di ojek ini puanjang! Sempet lewat jalan tikus, taunya banjir sampe dada. Mau puter balik, it's either gue & Kennedy berenang atau si abang ojek yang berusaha susah payah muterin motornya ke jalan awal. Yaa, kalian pasti udah tau pilihan mana yang diambil. Belum lagi the misfortune yang dirasain Kennedy, karena si abang ojek takut ada polisi, akhirnya Kennedy turun dulu, sekitar 20 meter dari PIM. Kennedy pun jalan kaki. Belum jauh dari tempat Kennedy turun, tiba-tiba, si abang berhenti dan bilang ke gue "Dek, bannya kempes..."

Buset! Untung udah deket!

Long story short, kira-kira 20 menit kemudian (terhitung sejak naik ojek) gue & Kennedy sampe juga di PIM. Tapi gue gak jadi ketemu Kukang karena dia ada urusan mendadak di kampusnya. Sementara Kennedy ada janji sama teman lama. Akhirnya gue ke tempat les gue disana, cuma numpang nangis ke 5 orang berbeda, terus pulang.

Pembelajaran: kalau hujan deras, berarti arteri banjir. kalau arteri banjir, mobil susah untuk lewat. kalau mobil susah untuk lewat, berarti udah dijamin macet berat. Final conclusion, kalau hujan jalanan macet. Jadi mending gak usah buru-buru pulang.

Curhat Gue & Kennedy Tentang Hujan, Taksi Yang Banjir, Dan Dilema Ojek Yang Cuma Ada Satu (Part 1)

Semester 2 perkuliahan gue saat ini, gue dapet kuliah pagi hari Kamis yang berarti pulang cepat tapi berangkat pagi-pagi buta. Gue berangkat bersama orang-orang yang lagi jalan ke masjid buat sholat subuh berjamaah.

Yea, well... hari itu emang bukan hari yang menyenangkan buat gue. It began rough and ended the same way. Semalam sebelumnya, bokap-nyokap gue baru abis menasihati gue soal IP semester 1 gue yang cuma 2,00 akibat sebuah D diikuti satu E. Sial. Dan even di 2 mata kuliah itu sekitar 3/4 mahasiswa kelas gue ngulang semua, bokap-nyokap gue ternyata gak peduli dan memutuskan untuk tetap bikin gue tertekan.

Alhasil, si teman lama bernama 'badmood' pun terus-terusan ngintilin sampe pagi. Siang. Sore. Malem lagi. Intinya seharian itu gue bete gak berhenti-berhenti.

Pagi
Gue bangun terlambat. Harusnya jam 5 udah berangkat, jam 6 gue masih mesra memeluk guling. I love you, ling. Akhirnya gue berangkat jam 7 yang mana SUPER DUPER TELAT lah ya. Secara kuliah gue jam setengah 8. And it takes at least 1 hour from my house to campus. Beruntung, gue sampe kampus jam 8 lebih dikit. Yah, setengah jam gak akan bikin dosen gue ngamuk sih kayaknya. Ternyata, kelas hari itu DITIADAKAN.

Terima kasih ya, Pak, udah bikin saya buru-buru pergi sampe hampir nekat gak mandi pagi. Taunya Bapak malah gak ada.

Siang
Akhirnya, setelah kelas kedua hari itu, jam 11 bisa pulang dan gue finally merasa lumayan relieved juga. Gue memutuskan buat ke PIM, tadinya mau ketemu Kukang. Ketemu dia kayaknya bisa jadi obat buat mood gue yang udah terlanjur rusak. Kebetulan, seorang teman sekelas gue juga mau ke PIM. Kita pun memutuskan buat ke PIM naik bus TransJakarta, sekalian nyoba koridor yang baru dibuka. Tiba-tiba, di luar hujan deras. Celana dan rambut total basah. Terpaksa kita neduh di warnet terdekat. Diluar hujan deras banget. Angkot-angkot sampe berhenti, saking derasnya hujan diluar, bikin jalanan jadi padat.

To be continued...

Cerpen. Seriusan Gue, Bener-Bener Cerita Pendek.

Kukang: Monitor gue malah freeze. Minta dicekek.

Inilah Kenapa Gue Gak Jadi Designer Atau Pelukis.

Suatu hari, saat gue dan Kukang pergi ke Citos.
Me, Adis (A) and my best friend, Kukang (K)

A: Kok gak ada nilanya ya? *ngeliatin pelangi*
K: Ada kok... itu... *menunjuk si pelangi*
A: Mana.. Ga ada warna pinknya...
K: Pink?
A: Nila itu bukannya pink?
K: -_-
A: Emang nila warnanya kayak gimana sih?
K: Nila itu ungu kebiruan.

Yak, benar. Alasannya: minimnya pengetahuan warna.

Anda Tidak Boleh Terlalu Banyak Mengirim Senggolan. (Baca: *nudge*)

(By the way, on my iTunes: Inikah Cinta-ME. Extra 90s!)

Obrolan antara gue yang takut kadal
dan orang yang paaaling gue sayang.

HIM:
If having me as your boyfriend means that you will meet that creature everyday at your breakfast, do you still want it?

ME:
I'll still love you with no reasons.

HIM:
Sip!

Gue ga tau 'sip!' itu maksudnya apa, tapi...
Ciieee, gue! *nudge*

Sesi Curhat Bersama Ekki (25-12-2008)

Photobucket
Sial, lo berhasil memancing obrolan macam ini, Ki.

Akrabnya Kukang Dan Laptop Gue.

Tanggal 13 september 2008, teman-teman gue pada berkunjung ke rumah gue dalam rangka buka puasa bersama. Alhamdulillah. Kita hepihepi malam itu. Minum-minum, gue sampe panggil DJ ke rumah biar makin meriah, plus stripper yang direquest sama teman-teman gue.

YA ENGGAK LAH YA! But, yes. We really were having a good time.

Jadi... once upon a Septemeber 13th, jam 5an, 2 orang sahabat gue yg bernama Dhani dan (sebut saja) Kukang udah stand by di kamar gue. Didit, yang adalah mahasiswa psikologi UI, ngasih gue dan Dhani tes psikologi kecil-kecilan yang membuktikan kalo gue dan Dhani itu 50% maskulin.

Yaa... ini gak ada hubungan sama judul sih sebenarnya.

Anyways, gak lama kmudian Kukang ngeluarin pensil dari tasnya. Gue lupa untuk apaan. And then he dropped it... si pensil yang transparan jadi gak kliatan dimana rimbanya.

"ASTAGHFIRULLAH... MANA PENSIL GUAAA!! MANA? MANA??" kata Kukang, sambil mencari-cari ke bawah meja.

After several more saying 'astaghfirullah' yang agak lebay, Kukang akhirnya memutuskan buat mengikhlaskan si pensil yang tak kunjung ditemukan. Setelah kehebohan barusan mereda, gue ngeliat di bawah kursi ada yang nampaknya kayak pensilnya Kukang.

Eh, taunya bener!


"Kang, nih..." gue menepuk pundak Kukang dan ngasih pensilnya

1, 2, 3... Kukang sujud syukur!

"SUBAHNALLAH! SUBHANALLAH... ALHAMDULILLAH..."

Gue & Dhani cuma bisa liat-liatan. Wow, nemu pensil yang baru ilang beberapa menit aja bisa segini hebohnya ya? Ternyata bulan puasa benar-benar memberikan hikmah mendalam bagi si Kukang.

Abis maghrib, teman-teman gue pada makan pizza di ruang tamu. Sementara Kukang di kamar gue main internet, my other friend, Nadira, lagi wudhu di kamar mandi gue, dan gue lagi sholat maghrib. Saat gue lagi khusyuk-khusyuknya sholat, tiba-tiba Kukang ketawa-ketawa sendiri sambil ngobrol sama laptop gue! AMAZING!

"Hahaha... lo asik juga ya..." sapa Kukang, sementara laptop gue cuma diam. Hening. Mungkin masih malu-malu karena baru kenal.

Dan gue berusaha keras untuk gak ketawa.

Opening.

Halo!

Semua yang kenal gue, pasti heran: hobi banget gue bikin blog.
Seperti yang Kukang bilang, "Blog baru lagi??? Blogger itu harus fokus!"
Ini udah blog ke-3 yang gue buat. Yup, adiktif memang bagi gue.

Kenapa gue gak nge-post di blog yang sama?
Karena menurut gue, tiga blog gue beda temanya.

PELANGI-soon to be deleted- more or less mengenani opini gue akan sesuatu,
FILL IN THE BLANK mengenai hal-hal tentang topik tertentu yang dibenci orang.

dan yang ini, kira-kira tentang keseharian gue.


Boros waktu banget ya gue. ck ck ck.

The important thing is, I hope you enjoy reading my blog(s).
Thanks! (: (: (: